26 Definisi Berpikir Kritis Menurut Para Ahli





1. Menurut Beyer dalam Zubaidah (2010: 2)
Berpikir kritis berarti membuat penilaian-penilaian yang masuk akal. Beyer memandang berpikir kritis sebagai menggunakan criteria untuk menilai kualitas sesuatu, dari kegiatan yang paling sederhana seperti kegiatan normal sehari-hari sampai menyusun kesimpulan dari sebuah tulisan yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-pernyataan, ide-ide, argumen-argumen, penelitian dan lain-lain). 


2. Menurut Matindas dalam Zubaidah (2010: 2-3) 
Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan.


3. Menurut Angelo (1995)
Berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis,mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan dan mengevaluasi.

--Angelo, Thomas A. & Cross, Patricia (1995). Classroom Assessment Techniques: A Handbook for College Teachers, 2nd edition.--


4. Menurut Ricahrd Paul dalam Kowiyah (2012: 176)
Critical thinking is that mode of thinking – about any subject, content or problem – in which the thinker improves the quality of his or her thinking by skillfully taking change of the structure inherent in thinking and imposing intelectual standards upon them. 

Dari pendapat Facione dapat dijelaskan bahwa berpikir kritis adalah jenis berpikir tentang subjek, konten atau permasalahan, dimana pemikir meningkatkan kualitas dari kemampuan berpikir mereka dengan merubah struktur berpikir mereka.


5. Menurut Harlinda (2014: 8)
Berpikir kritis adalah berpikir yang menggunakan akal pikirnya untuk menyelesaikan suatu masalah dengan terlebih dahulu memahami masalah, mengemukakan pendapat atau argumen secara jelas, dapat mendeteksi bias dari berbagai sudaut pandang dan dapat menarik kesimpulan dari permasalahan yang ada.


6. Menurut Liliasari (2000:136)
Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi. Costa mengkategorikan proses berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi kedalam empat kelompok yang meliputi pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Berpikir kritis diperlukan untuk memecahkan masalah yang ada secara rasional dan menentukan keputusan yang tepat dalam waktu yang singkat.


7. Menurut Jumaisyaroh, dkk (2015: 88)
Berpikir kritis matematis adalah suatu kecakapan berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan.


8. Menurut Krulik dan Rudnick (dalam Sabandar, 2007: 3)
Berpikir kritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah.

 

9. Menurut Scriven dan Paul dalam Mulnix (2012: 465)
Critical thinking is the intellectually disciplined process of actively and skillfully conceptualizing, applying, analyzing, synthesizing, and/or evaluating information gathered from, or generated by, observation, experience, reflection, reasoning, or communication, as a guide to belief and action.

 (Berpikir kritis adalah proses disiplin dalam mengonsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis, atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari observasi, pengalaman, refleksi,alasan, atau komunikasi sebagai pedoman kepercayaan dan tindakan).


10. Menurut Menurut McPeck dalam Kuswana (2011: 21)
Berpikir kritis sebagai ketepatan penggunaan skeptic reflektif dari suatu masalah yang dipertimbangkan sebagai wilayah permasalahan sesuai dengan disiplin materi.


11. Menurut Ennis (1962)
Berfikir kritis adalah berfikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus di percayai atau dilakukan.

--Ennis, Robert H. 1962. A concept of critical thinking. Harvard Educational Review, Vol 32(1), 81-111.--


12. Menurut Wright Place Consulting 
Berfikir kritis merupakan sebuah proses. Proses berfikir ini bermuara pada tujuan akhir yang membuat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk akal tentang apa yang akan kita lakukan. Dalam lingkup keperawatan sendiri, berfikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berfikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berfikir. Berfikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.


13.  Menurut Mustaji (2012)
Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis, misalnya:

(1) membanding dan membedakan,
(2) membuat kategori,
(3) meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan,
(4) menerangkan sebab,
(5) membuat sekuen / urutan,
(6) menentukan sumber yang dipercayai, dan
(7) membuat ramalan.

-- Mustaji (2012). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran--


14. Menurut Walker (2006)
Berpikir kritis adalah suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, di mana hasil proses ini diguanakan sebagai dasar saat mengambil tindakan.


15. Menurut Hassoubah (2007)
Berpikir kritis adalah kemampuan memberi alasan secara terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu alasan secara sistematis.

--Hossoubah,  Z. (2007). Develoving Creative and Critical Thinking Skills (terjemahan) . Bandung: Yayasan Nuansa Cendia. --


16. Menurut Chance (1986) 
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah.

--Chance, P. (1986). Thinking in the classroom: A survey of programs. New York: Teachers College, Columbia University.--


17. Menurut Mertes (1991)
Berpikir kritis adalah sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan.

--Mertes (1991). Thinking and Writing. Middle School Journ. 22: 24-25.--


18. Menurut Paul (1993)
Berpikir kritis adalah mode berpikir – mengenai hal, substansi atau masalah apa saja – di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.

--Paul, Richard (1993).Critical Thinking: How to Prepare Students for a Rapidly Changing World. Foundation for Critical Thinking.--


19. Menurut Halpern (1989)
Berpikir kritis adalah pemberdayaan kognitif dalam mencapai tujuan.

--Halpern, Diane F. (1989). Thought and knowledge: An introduction to critical thinking (2nd ed.). Hillsdale, NJ, England: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. xvii 517 pp. --


20. Menurut Suryosubroto
Berpikir kritis merupakan proses mental untuk menganalisis informasi yang diperoleh. Informasi tersebut didapatkan melalui pengamatan, pengalaman,komunikasi, atau membaca.

--Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2009), hlm. 193.--


21. Menurut John Chaffe
Berpikir kritis didefinisikan sebagai berpikir untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti dan logika

--Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning :Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna : terj, Ibnu Setiawan, (Bandung: Kaifa, 2010), hlm. 187.--


22. Menurut Gerhand 
Berpikir kritis merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data, analisis data, evaluasi data dan mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif serta membuat seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi.

--Dina Mayadiana Suwarma, Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), hlm. 11.


23. Menurut Glazer 
Berpikir kritis matematika dari beberapa literasi. Menurutnya berpikir kritis matematika tidak didefinisikan secara eksplisit, berpikir kritis dapat dirujuk dari kombinasi pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian matematika.

--Dina Mayadiana Suwarma, Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), hlm. 10.--


24. Menurut Sukmadinata (2004, hlm. 54) 
Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberikan keyakinan, menganalisis asumsi, dan pencarian ilmiah.


25. Menurut Setyowati (2011)
Berpikir kritis adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk membuat perbandingan terhadap dua informasi atau masalah dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan baru melalui pengujian terhadap gejala-gejala menyimpang dan kebenaran ilmiah.


26. Menurut Nurcahyo (2005)
Berpikir kritis juga bisa diartikan sebagai proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi bisa didapatkan dari hasil pengamatan,pengalaman, akal sehat atau komunikasi.